Sejarah Perang Salib

Sejarah Perang Salib – Tahukah Anda Awal Mula Perang Salib? Jika belum, atau bagi anda yang memang sedang mencari informasi tentang awal mula sejarah perang salib, berikut ini awalmula.com berbagi informasi sejarah asal muasal perang salib, sebagaimana yang dikutip oleh indonesia.faithfreedom.org hasil terjemahan dari catholic.net yang diterjemahkan oleh DeusVult.

Seperti yang telah diketahui, Perang Salib terderi dari 8 ekspedisi ke Timur yang terjadi selama dua abad, dari 1095 sampai 1270. Sejak itu, istilah “crusade,” yang arti sebenarnya adalah Perang Salib, di pakai untuk berbagai macam situasi seperti perang-perang lain (terutama yang berkaitan dengan agama) ataupun hal hal lain yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan agama.. Disini kita akan memfokuskan diri atas 8 Perang Salib dalam tradisi.

Latar Belakang Perang Salib

Untuk mengerti Perang Salib kita perlu menilai peristiwa yang menyebabkannya. Sejak legalisasi Kristianitas di awal tahun 300, Kristen Eropa mulai melakukan ziarah ke Palestina untuk mengunjungi situs kudus yang berhubungan dengan hidup Tuhan. Ziarah ini adalah bentuk kesalehan yang besar karena pada jaman tersebut perjalanan ke Tanah Suci adalah sulit, memakan waktu lama, mahal dan berbahaya. Beberapa ziarah membutuhkan bertahun-tahun untuk selesai.

Jemaat Kristen juga pergi ke Syria, Palestina dan Mesir untuk hidup seperti pertapa. Ini adalah jaman dimana kehidupan membiara berbuah banyak, dan banyak jemaat Kristen yang ingin pergi ke Tanah Kudus untuk hidup sebagai pertapa. Mereka juga mengalami kesulitan-kesulitan dalam perjalanan mereka. Bagi para peziarah dan mereka yang ingin menjadi pertapa ada satu faktior yang membikin mudah perjalanan: Jalan menuju Palestina membentang melalui wilayah Kristen.

Pada tahun 612, Mohammad orang Arab, anak dari Abdallah, dilaporkan menerima panggilan kenabian dari Allah melalui malaikat Gabriel. Pada awalnya dia mendapatkan beberapa pengikut. Namun, setelah diusir dari tempat kelahirannya, yaitu Mekah, dia berlindung di Kota Medina dimana saat itu pengikutnya bertambah. Mengibarkan kampanye militer, Mohammad menaklukkan beberapa suku kafir, Yahudi dan Kristen dan dia juga berhasil mengambil alih tempat kelahirannya, Mekkah, dan juga Arabia. Dia meninggal pada tahun 632.

Seiring dengan matinya Muhammad, penerus Muhammad, para kalifah, meneruskan kampanye ekspansi yang agresif. Kurang dari satu abad mereka telah mengambil alih, antara lain, Siria, Palestina dan Afrika Utara. Meskipun sekarang kita menganggap daerah tersebut adalah daerah Muslim, pada waktu itu daerah daerah tersebut adalah Kristen. Dikatakan bahwa kerajaan Muslim yang berekspansi telah mencaplok setengah dari peradaban Kristen. Bahkan Eropa sendiri terancam. Muslem mengambil alih Spanyol Selatan, meng-invasi Prancis dan bahkan mengancam untuk meng-invasi Roma. Namun ekspansi mereka ditaklukkan oleh Charles Mantel pada pertempuran Poiters di 732. Saat itu adalah masa-masa sulit

Setelah ekspansi Muslim di Eropa Barat telah tertahan untuk beberapa saat, perhatian mereka teralih ke tempat lain, dan dalam dua abad selanjutnya mereka menaklukkan Persia (Iran), Afghanistan, Pakistan dan sebagian India. Mereka lalu maju melawan negara Kristen dan menaklukkan Kekaisaran Byzantine pada 1453 dan berekspansi sampai Vienna, Austria pada 1683.

Perang Salib terjadi di pertengahan peperangan ini. Persiapan secepatnya dilakukan pada abad 11 dengan meningkatnya ketegangan antara Kristen dan Muslim di Tanah Kudus.

Palestina telah berada dalam kendali Muslim selama beberapa waktu, meskipun itu didapat dengan persetujuan (walaupun enggan) oleh pihak Kristen yang hidup di Palestina. Namun, pada 1009, Kalifah Fatimite dari Mesir memerintahkan penghancuran Kuburan Kristus di Yerusalem, yang merupakan tujuan utama peziarah Kristen. Kubur ini kemudian dibangun kembali.

Meningkatnya bahaya bagi jemaat Kristen dalam melakukan ziarah ke Tanah Kudus hanya menambah antusiasme untuk melakukan perjalanan tersebut, karena sekarang ziarah menjadi tindakan kesalehan yang lebih besar. Selama abad ke 11, ribuan jemaat Kristen mengarungi dengan berani, sering dikawal oleh pengawal-pengawal Kristen yang kadang kadang mengawal dua belas ribu peziarah dalam waktu yang sama.

Bangsa Turki Seljug yang telah menganut Islam pada abad ke 10, mulai menaklukkan bagian-bagian dunia Muslim> Dan ini membuat ziarah semakin berbahaya, kalaupun tidak mungkin. Kaum Seljug mengambil alih Yerusalem pada 1070 dan mulai mengancam Kekaisaran Byzantine. Kaisar Byzantine, Romanus IV Diogenes ditangkap oleh kaum Seljuq pada perang Manzikert di 1071. Penerusnya, Michael VII Ducas, meminta bantuan Paus Gregory VII, yang juga berpikiran untuk memimpin ekspedisi militer untuk memukul balik bangsa Turki tersebut. memperbaiki Kuburan Kristus, dan mengembalikan keutuhan Kristen setelah perpecahan de facto Kristen Timur pada 1054. Namun “Konflik Pengangkatan” (ini ceritanya panjang dan akan diceritakan lain kali) menambah beban untuk pelaksanaan rencana ini.

Kaum Seljug terus berekspansi, pada 1084 menaklukkan kota Antioka dan pada 1092 kota Nicea, dimana dua konsili ekumenis diadakan berabad-abad sebelumnya. Pada 1090, Tahta Gembala metropolitan historis di Asia sudah berada di tangan Muslim, yang pada saat itu sudah sangat dekat dengan ibukota Byzantine di Konstantinopel. Sang Kaisar, Alexius I Comnenus, meminta Paus Urban II bantuan.

This entry was posted in Blogging. Bookmark the permalink.